Gus Miftah Olok-olok Pedagang Es Teh, Senator Jelita: Pemuka Agama Mestinya Jadi Teladan Umat
Editor: tun_akhyar | Reporter : Relis
Kamis, 5 Desember 2024 | 16:46:41
Wakil Ketua Komite III DPD RI, H. Jelita Donal.

JAKARTA - Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), H. Jelita Donal, menyampaikan keprihatinannya atas viralnya video yang menunjukkan pemuka agama Gus Miftah mengolok-olok seorang pedagang es teh dalam sebuah acara pengajian di Magelang. 

Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat mengeluarkan guyonan kasar yang menyakiti perasaan pedagang tersebut. Raut wajah pedagang terlihat datar dan kagok di tengah kejadian itu semakin memicu kemarahan netizen.

“Peristiwa ini sangat disayangkan, apalagi yang melakukannya adalah seorang tokoh agama yang seharusnya menjadi teladan bagi umat. Pemuka agama, sebagai panutan masyarakat, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga sikap dan tutur kata yang baik. Mereka seharusnya memberikan contoh yang positif melalui ucapan dan perbuatan, bukan justru mengolok-olok orang yang lebih rendah secara sosial,” kata H. Jelita Donal, Kamis (5/12/2024).

Lebih lanjut, H. Jelita menegaskan bahwa seorang pemuka agama harus memiliki adab yang tinggi, baik dalam ucapan maupun tindakan. Adab yang dimaksud, menurutnya, mencakup beberapa aspek penting, antara lain menjaga lisan agar tetap mengucapkan kata-kata yang baik, santun, dan menyejukkan hati.

“Pemuka agama harus menghormati setiap orang tanpa terkecuali, apapun status sosial mereka. Dalam agama apa pun, menghormati orang lain adalah salah satu nilai yang sangat ditekankan. Selain itu, tetap rendah hati adalah sikap yang tidak boleh hilang dalam diri seorang pemuka agama, mengingat posisi mereka bukan untuk merasa lebih tinggi atau lebih hebat daripada orang lain,” lanjutnya.

Jelita juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak hanya menilai seorang pemuka agama dari popularitas atau pengaruh yang dimilikinya, tetapi juga dari sikap dan tindakannya yang seharusnya mencerminkan nilai-nilai agama yang mengedepankan kasih sayang dan saling menghormati.

“Bagi saya, ini adalah pelajaran penting bagi kita semua, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh besar, untuk selalu berhati-hati dalam bertindak. Kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang tokoh agama haruslah dapat menyejukkan dan memberikan manfaat bagi umat, bukan malah menimbulkan rasa sakit hati,” ujar H. Jelita. (**)

Zona
hukum
Bisnis
Wisata Edukasi di Perpustakaan Soeman HS

Senin, 7 November 2022 | 22:26:22
Mal Pelayanan Publik Kota Pekanbaru

Senin, 7 November 2022 | 22:24:20
nasional
internasional
profil
otomotif
Artikel Pilihan
Gus Miftah Olok-olok Pedagang Es Teh, Senator Jelita: Pemuka Agama Mestinya Jadi Teladan Umat | Redaksi77.co
×
Home /politik
Gus Miftah Olok-olok Pedagang Es Teh, Senator Jelita: Pemuka Agama Mestinya Jadi Teladan Umat
Editor : tun_akhyar | Penulis: Relis
Kamis, 5 Desember 2024 | 16:46:41
Wakil Ketua Komite III DPD RI, H. Jelita Donal.

JAKARTA - Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), H. Jelita Donal, menyampaikan keprihatinannya atas viralnya video yang menunjukkan pemuka agama Gus Miftah mengolok-olok seorang pedagang es teh dalam sebuah acara pengajian di Magelang. 

Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat mengeluarkan guyonan kasar yang menyakiti perasaan pedagang tersebut. Raut wajah pedagang terlihat datar dan kagok di tengah kejadian itu semakin memicu kemarahan netizen.

“Peristiwa ini sangat disayangkan, apalagi yang melakukannya adalah seorang tokoh agama yang seharusnya menjadi teladan bagi umat. Pemuka agama, sebagai panutan masyarakat, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga sikap dan tutur kata yang baik. Mereka seharusnya memberikan contoh yang positif melalui ucapan dan perbuatan, bukan justru mengolok-olok orang yang lebih rendah secara sosial,” kata H. Jelita Donal, Kamis (5/12/2024).

Lebih lanjut, H. Jelita menegaskan bahwa seorang pemuka agama harus memiliki adab yang tinggi, baik dalam ucapan maupun tindakan. Adab yang dimaksud, menurutnya, mencakup beberapa aspek penting, antara lain menjaga lisan agar tetap mengucapkan kata-kata yang baik, santun, dan menyejukkan hati.

“Pemuka agama harus menghormati setiap orang tanpa terkecuali, apapun status sosial mereka. Dalam agama apa pun, menghormati orang lain adalah salah satu nilai yang sangat ditekankan. Selain itu, tetap rendah hati adalah sikap yang tidak boleh hilang dalam diri seorang pemuka agama, mengingat posisi mereka bukan untuk merasa lebih tinggi atau lebih hebat daripada orang lain,” lanjutnya.

Jelita juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak hanya menilai seorang pemuka agama dari popularitas atau pengaruh yang dimilikinya, tetapi juga dari sikap dan tindakannya yang seharusnya mencerminkan nilai-nilai agama yang mengedepankan kasih sayang dan saling menghormati.

“Bagi saya, ini adalah pelajaran penting bagi kita semua, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh besar, untuk selalu berhati-hati dalam bertindak. Kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang tokoh agama haruslah dapat menyejukkan dan memberikan manfaat bagi umat, bukan malah menimbulkan rasa sakit hati,” ujar H. Jelita. (**)

Pilihan Editor
DPR Setuju Presiden Lantik Secara Serentak...

Rabu, 22 Januari 2025 | 15:10:42
Pasca-Kantor PUPR Digeledah, KPK Tetapkan 5...

Selasa, 21 Januari 2025 | 20:49:01
Pemerintah Tetapkan Siswa Libur Hanya Pada Awal...

Selasa, 21 Januari 2025 | 17:53:23
Artikel Populer
Wisata Edukasi di Perpustakaan Soeman HS
Mal Pelayanan Publik Kota Pekanbaru
Investasi Kawasan Industri Tenayan Pekanbaru
Protokol Isolasi Mandiri